JELAJAHI RAK-RAK BERNYAWA

Aku terbangun dengan panggilan seorang teman di luar kamarku,dengan nada yang khas dan nada yang agak di tinggikan ia berkata “ tin… ada telpon “ akupun terperanjak dari kasur empukku yang sudah 8 bulan menemaniku. Ku lempar Popo, zizi, nana dan nuni (nama boneka kesayanganku) hanya untuk mengangkat gagang telpon yang berada beberapa meter dari kamarku.

Tanpa basa basi seorang laki-laki dengan suara yang tidak asing lagi di telingaku menyampiriku dengan kata-kata yang cukup singkat namun mampu mengernyitkan keningku.
“ apa? Sekarang? “ suaraku agak kaget dan sedikit teriak. Tapi tak kuasa menolak ajakan temanku itu aku pun meng iyakan dan langsung bergegas ke kamar mandi di samping kamarku.

Mencoba menanam niat Lillahi taala akupun melangkahkan kaki keluar rumah untuk menemuinya di seberang jalan sana, “ dia telah lama menungguku,pastinya dia akan semakin kecewa jika langkah kakiku aku perlahankan” lirihku dalam hati dan melangkahkan kaki ku lebih lebar. Dengan nada tidak sabar dia terus-terusan menelponku, yah… aku tau perjalanan seperti ini memang membutuhkan ketepatan waktu. Dan terbukti , opini tentang masisir yang kurang menghargai waktu tidak terjadi, karna kali ini hanya molor 15 menit saja.

Hhhhh… aku menghembuskan nafas kuat-kuat setelah aku tarik dalam-dalam, aku lega… akhirnya aku duduk juga dalam bis yang akan mengantarkan aku menuju khazanah-khazanah ilmu, dan membuka wawasan tentang pengetahuan klasik danmodern serta menguak rahsia-rahsia sejarah yang belom di ketahui.

Pertama : perpustakaanAl-Azhar. Subhanalloh… batinku merintih menyebut asma Allah, betapa ta’jubnya aku ketika pertama kali melangkahkan kaki memasuki gudang ilmu itu, meski perpustakaan yang aku kunjungi saat ini bukanlah merupakan bangunan lama yang di kenal oleh orang-orang terdahulu, namun merupakan bangunan baru yang tak kurang sedikitpun nilai sejarahnya. Dengan di pandu oleh seorang Guide mesir (penjaga perpustakaan) kami mulai memasuki ruangan satu persatu, meski dengan bahasa arab pasaran ( begitu aku menyebutnya ketika masih di Indonesia dulu) tapi aku mencoba mengerti apa yang di sampaikannya dan menelaah kalimat-kalimat yang berhubungan dengan tahun. Lalu ia pun mulai menjelaskan :

Perpustakaan Al-Azhar adalah perpustakaan terbesar kedua di mesir setalah perpustakaan Dar El-kutub (terletak di mesir juga). Dan di perpustakaan Al-Azhar ini banyak sekali menyimpan buku-buku dan Manuskrip-Manuskrip klasik pada abad-abad awal hijriah.

Syeikh Muhammad Abduh, Mufti Mesir saat itu yang mengusulkan untuk membangun gedung Perpustakaan Al-Azhar pada tahun 1314 H / 1897 M di awal bulan Muharrom dengan misi “ mentransformasikan ilmu, budaya dan pengetahuan.

Perpustakaan Al-Azhar mempunyai koleksi buku sekitar 128.000 keping buku. Yang terangkup dalam 63 disiplin ilmu. Mulai dari jenis mushaf, tasir, ilmu hadist, fiqh, ushul fiqh, nahwu, sharaf, balagoh, mantiq, tasawuf, matematika, kedokteran dan lain sebagainya. Suatu keistimewaan juga perpustakaan ini memiliki buku-buku tentang ilmu arab dan keagamaan secara mendetail. Di samping itu juga buku-buku yang tertulis dengan tinta emas ukiran tangan dari ulama’-ulama’ jaman dulu, seperti kitab Al-Muatto’ milik imam maliki, dan Al-Quran Al-Karim yang bener2 masih terlihat keaslianya.

Setalah penjelasan panjang tentang perpustakaan Al-Azhar, aku dan teman-teman tidak mau kehilangan moment yang begitu penting ini dan hendak mengabadikannya dengan berpose di depan rak-rak buku dan gambar-gambar sejarah lainnya. Hingga akhirnya tak terasa setiap sudut ruangan sudah kita jelajahi. Dan komando dari panitia pun membuyarkan lamunanku ketika melihat keagungan Tuhan lewat karya-karya dan budaya makhluk ciptaaNya itu, “waktunya kita mngunjungi perpustakaan selanjutnya” ucapnya.
Perpustakaan Dar El-Kutub, begitu perpustakaan kedua yang kami kunjungi di dirikan pada tahun 1286 H/ 1870 M itu di sebut. Dengan ketentuan dan ketetapan Ali Pasha Mubarrok , Menteri Pendidikan di masa pemerintahan Khadive Ismail dulu. Perpustakaan yang terdiri dari 3 lantai itu juga mempunyai koleksi Manuskrip kurang lebih mencapai 57.000 manuskrip yang terdiri dari berbagai jenis kumpulan tema dan disiplin ilmu taraf international. Perpustakaan yang memiliki misi “ mengumpulkan produktifitas pemikiran dan wawasa national” ini berkembang pesat dengan bertambahnya koleksi buku-buku dan lain sebagainya.

Perpustakaan ketiga juga merupakan tujuan kita saat ini yaitu Perpustakaan Qahiroh kubra atau sering di sebut dengan “ The greater cairo public library”. Kalau kita menilik sekilas tentang perpustakaan yang di resmikan pada tanggal 1995 ini, seperti istana putri raja, dan ternyata memang benar perpustakaan ini adalah sebuah istana yang merupakan kediaman putri Samiha Kamel, cucu dari khedive Ismail. Dan setelah wafatnya pada tahun 1984 istana ini di hibahkan untuk kegiatan kebudayaan.
Perpustakaan Qahiroh Kubra ini juga merupakan perpustakaan umum kedua terbesar di mesir setelah perpustakaan National Mesir. Perpustakaan ini juga masih menyimpan sejarah berupa Foto-foto yang di pajang pada dinding lingkar di ruangan bundar yang merupakan ruang pertemuan itu, sungguh unik sekali, tatanan yang begitu klasik menambah nlai sejarah dari perpustakaan ini, menggambarkan suatu ketenangan, kedamaian, juga ketentraman dari ruangan ini. Tiba-tiba mataku tertuju pada satu foto yang begitu unik, pada penjelasan panjang seorang laki-laki agak gondrong, berkumis agak tebal dan sedikit menyeramkan bagiku iya mencoba menjelaskan foto yang aku lihat itu. “ ini merupakan suatu Thoriqoh sufiyah, terlihat dengan jelas beberapa pengikut thoriqoh ini melaksanakan ritual yang di sebut dengan “Ikhtifal Al-Dusa”, yaitu berbaring rapi diatas tanah dan seorang pemimpin yang menapaki badan mereka satu persatu, hingga ketika ada yang mati saat itu berarti mereka tidak termasuk dari golongan thoriqoh ini. Namun pemerintah mesir saat itu menganggap ritual ini sangat berbahaya dan akhirnya di hapuskan hingga saat ini. Dan diantara aset yang dimiliki oleh perpustakaan ini adalah 165.000 volume buku dan referensi. Diantaranya ilmu Humaniora, ilmu national, ilmu mumi, dan ilmu terapan yang berbahasa arab dan inggris. Ia juga memiliki 10 journal periodic dan sejumlah besar dokumen, peta, famplet dan kurang lebih 2 juta barang dalam bentuk material dan audiovisual.

Setalah mengelilingi perpustakaan Qohirah Kubra ini, kita melanjutkan perjalanan ke perpustakaan selanjutnya, yaitu IIIT ( the international institute of Islamic though). Perpustakaan ini terletak di daerah Zamalik. IIIT merupakan organisasi dunia yang konsen dalam pengembangan cakrawala pemikiran dan research studi islam kontemporer. Dan pertama kali digagasnya ide cemerlang ini pada tahun 1981 di Pennsylvania Amerika serikat dengan misi diantaranya “ Menggali dan mengembangkan khazanah intelektual islam”.

Dengan rasa lelah kami pun berkujung ke perpustakaan terkahir, perpustakaan dekat dengan perpustakaan Mubarrok Al-Ammah. Dan setelah berkeliling kami pun pulang dengan rasa puas dan gembira, karna kami tdak lagi menyimpan rasa ingin tahu kami tentang nilai-nilai sejarah yang tersembunyi, juga dengan buku-buku peninggalan kakek-kakek kami dahulu. Satu yang terdetik dalam hati ini, “ semoga aku bisa mengunjunginya lagi”.

Dengan senyum lepas aku dan temanku memasuki bis yang hendak membawa kami pulang. Dengan gembira kami melihat foto-foto narsis kami atdi sambil berceloteh tentang banyak hal. Dan gak terasa akhirnya kami pun sampai pada terminal akhir. Dan… Alhamdulillah kami sampai dengan selamat.

Terima kasih sobat…
Kau telah membuka otakku dan hatiku untuk melihat semua ini, semoga Allah senantiasa memberimu kemudahan dalam segala hal. Aku bahagia dengan apa yang aku jalani ssekarang, sekali lagi terimaksih sobat…
(untuk sobatku yang berada dekat dengan ku)

0 comments:

Post a Comment

 

Copyright © 2009 Martina Musfiani. All Rights Reserved